Rabu, 17 Agustus 2011
BANDUNG, AKU UNDUR DIRI....
agustus 1998…
itulah awal jejak langkah kaki memapak kehidupan kota kembang. romantika hidup dan kehidupan telah membawaku pergi untuk menjalani hidup sebagai “anak rantau”. di kota ini kugantungkan harapan dan impian. di kota ini aku membangun konstruk pemikiran. di kota ini aku mulai bersentuhan dengan peradaban modern. di kota ini kutancapkan gelora cinta dan cita, dan di kota ini aku mulai berkarya.
inilah kota keduaku. bandung telah memberiku segalanya. romantika dan dinamisasi hidup, kerasnya pergesekan, dera luka nestapa, juga tawa canda berbalut bahagia. disinilah awal identitas diri kutemukan. disinilah awal perburuan dimulai. disini pula kehampaan dan kebebalan kutemukan.
13 tahun sudah berlalu…
kulalui hidup di kota kembang ini. bangunan pendidikan dan pengarahan pemikiran kutemukan. jati diri dan kebebasan berpikir jadi tauladan. lautan aksi dan demonstrasi telah kujalani. jalan, gang dan pelosok negeri telah kulalui. persaudaraan, pertemanan, dan kesetiakawanan telah kudalami. permusuhan, perbedaan dan perlawanan pernah membara di dada. perselingkuhan, pengkhianatan dan perdebatan pernah berintegrasi di hati.
agustus 2011.
kini semuanya kan jadi kenangan. semuanya bakal jadi bahan cerita di masa tua. aku seja kembali ke kampung halaman. menghabiskan tua bersama sanak keluarga. membangun peradaban dengan pikiran dan tenaga yang tersisa.
wahai kawan, saudara dan handai taulan, maafkan aku! hanya itu! itu saja… aku tak mampu lagi berkata-kata… bandung, aku undur diri… tapi pasti aku kembali lagi!
--------------------------------
cijagra, 01 agustus 2011 M
dalam perjalanan bandung-tasik, jelang pindah tempat kerjaan; menyambut munggahan 1432 H di kampung halaman.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar