Sabtu, 12 Juni 2010
Andai Aku adalah Marx
Andaikan aku adalah Marx, aku akan berkhutbah di mesjid-mesjid, gapura-gapura, pura, vihara, dijalanan, dilapangan terbuka, dan dimanapun, sehingga tak ada tempat untuk meneriakan kembali “AGAMA ADALAH CANDU!”, pengekang kebebasan yang menafikan potensi kemanusiaan, mencambuki kuda-kuda ternak.
Dan aku akan meniru ulah Nietszhe yang menciumi kuda-kuda itu seraya bekata “GOD IS DEAD ...!”. atau aku akan bekata lantang layaknya Voltaire “ORANG TELAH MENGGUNAKAN AGAMA MENJADI KUDA UNTUK KEUNTUNGAN DIRI SENDIRI ...”. atau aku akan sama skeptisnya terhadap agama seperti Bertrand Russel yang sekeptis karena melihat prilaku agamawan yang irasional.
Di Indonesia, aku akan mengkampanyekan pembubaran Departemen Agama yang aku anggap telah ‘menikam’ tuhan dengan menggunakan firman-Nya. Sepenuhnya aku akan dukung Sobari yang berkata “KEMBALIKAN AGAMA KEPADA PUBLIK”.
Jika ada yang berkata aku anti Tuhan, aku akan berkata “YA ... AKU ANTI TUHAN ANDA YANG TIDAK MEMBEBASKAN”. Selanjutnya aku akan bertanya “ANDA TAKUT TERHADAP PEMBEBASAN?”, dan dengan tak sadar anda telah ungkapkan “TUHANKU ADALAH PENGEKANG!”.
Aku berbeda dengan anda, karena anda tidak memiliki ‘tuhan’ yang tak membebaskan. Akhirnya aku akan mendatangi kuburan Lenin dan berkata “SIALAN KAU ... !!? TELAH MENGGUNAKAN KEBEBASAN DARI PEMIKIRANKU DENGAN CARA YANG TAK MEMBEBASKAN, TAK EMANSIPATIF, MENGEKANG, DAN FASIS!!?”
-- 16 mei 2006 --
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar