Bismillahirrahmanirrahim.
Manusia terkadang suka lupa untuk menengok hari yang lalu atau hari berikutnya, karena sibuk oleh segala aktivitas dan persoalan yang sedang dihadapi hari ini. Metabolisme tubuh manusia bergerak tanpa bekerja, bertingkah laku, sampai pada akhirnya tidak mau lagi mengerjakan suatu hal sekalipun.
Tanpa disadari begitu banyak umat manusia yang berpijak di atas bumi ini selalu mempersoalkan kebutuhan, kepuasan dan kepentingan. Mungkin inilah yang sering disebut sebagai kebutuhan sehari-hari umat manusia. Aktifitas yang dilakukannya selalu saja mirip dengan hari sesudahnya. Manusia masih tetap menghirup udara, tetap mendapatkan sinaran mentari, dan tetap dirundung malam, bahkan terkadang disiram hujan. Selalu saja seperti dahulu, seperti hari kemarin.
Inilah kaidah dasar untuk mendapatkan keberhasilan, tergores didalam pikiran dan ingatan! “Sukses bergantung pada dukungan orang lain, berfikir benar tentang orang lain dan mereka akan suka dan mendukung kita!”. Ketika kita mencoba memaklumi kepahitan, mungkin hal itu bisa lebih baik, menganggap belum tentu orang berbuat lalai, mempunyai niat berbuat lalai, banyak maklum banyak tenang, Ya…cari saja 1001 alasan untuk memaklumi!!!
Dalam kesempatan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya terutama kepada Allah SWT, Yang Maha Pengasih dan Penyayang, pemilik semua kehidupan alam semesta, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada hamba untuk senantiasa mengecap ‘kenikmatan’ syurga dunia. “Puja dan syukur senantiasa kuhaturkan!”
Padamu Ibu & Bapak tercinta yang tak henti-hentinya memanjatkan do’a untuk kesuksesan anak tercintanya dan selalu memberikan motivasi, melalui limpahan doa yang tiada henti, sehingga saya bisa menjadi sosok yang “sejatinya”. Kasih sejati kasih Tuhan kepada hamba-Nya. Kasih murni kasih ibu-bapak kepada anaknya. Kasih saudara masa berada. Kasih sahabat masa binasa. Kasih suami-isteri sepenanggungan. Kasih orang menaruh harapan. “Kepada Ibu & Bapak, Puja Kusematkan...!!!”
Kepada seluruh jajaran birokrasi kampus UIN SGD Bandung, baik dari tingkat rektorat, dekanat, jurusan, mau pun dosen pengajar, yang (telah) memberikan tempat dan wahana kepada saya untuk memberikan kebebasan berekspresi melalui mimbar akademik, sebagai salah satu bagian ciri dari dunia kampus, meski sering kali saya dilanda “kecewa” atas ketimpangan dan kebobrokan sistem pendidikan yang serasa “menyesakan dada”.
Kepada dosen pembimbing skripsi, Drs. Dadan Suherdiana, M.Ag dan Drs. Hamzah Turmudi, M.Si, yang dengan kesabaran dan (tentunya) dibalut rasa “kesal”, tetap mengaping saya untuk secepatnya menyelesaikan kuliah dengan kualitas yang mumpuni. Tak lupa, kepada Drs. AS Haris Sumadiria, M.Si dan Drs. Hikmat M.Si selaku ketua dan sekretaris jurusan, yang selalu berlapang dada untuk melayani saya mengurus administrasi.
Terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa Jurusan Jurnalistik angkatan 2001, baik yang masih ‘ngejar’ nilai, baru sidang komperhensif, akan wisuda maupun sudah sarjana, yang telah berjuang bersama untuk meraih cita-cita. Meski kita sulit sekali untuk bersatu padu, tapi saya yakin, dalam diri kita senantiasa tertanam solidaritas sebagai mahasiswa Jurnalistik. “Bravo Jurnalistik ’01!”
Terima kasih kepada seluruh sahabat-sahabat Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dalam setiap level kepengurusan (Kader, Rayon, Komisariat, Cabang, PKC, PB dan Alumni) atas komitmen, loyalitas, dan semangat juangnya yang progresif-revolusioner, dalam usaha berjuang bersama untuk membebaskan kaum tertindas (mustad’afien). Semoga senyum Tuhan senantiasa mengiringi “kobaran darah juang” yang senantiasa kita gelorakan. “Tangan Terkepal dan Maju ke Muka! Lawan segala bentuk Penindasan!”
Sahabat pengurus dan simpatisan Partai Kampus Merdeka (PKM) KBM UIN SGD Bandung yang telah berjuang bersama mengantarkan cita-cita kita (terutama saya) untuk merebut posisi struktural kampus, demi terciptanya perubahan sistemik dan sistematis di kampus ‘gersang’. Lawan terus kekuasaan tiranik yang selalu membelenggu nalar kritis mahasiswa! Kepada kalian semua, kutitipkan perubahan kampus ini! “Bergerak sekarang, atau Tidak sama sekali!”
Sahabat-sahabat di InFHESt (Institute for Humanity and Education Studies), Acep Jamaludin, Asep Saepul Bahri, Yudi Cahyudin, Iis Hadiman, Misbah Solihin, “Haji” Zenal Murtadlo, Rizal “Batax” M. Natsir, Neneng “Nefha” Fatimah, Tanti Sumarni, dan Tina Istianah. Persaudaraan dengan kalian telah membawa saya pada haru-biru suasana yang penuh dengan pergolakan. “Sahabat, mari kita raih cita-cita bersama meski kita sulit untuk berkumpul lagi. Dalam hati saya yakin, satu waktu kita pasti bersama dan berkumpul kembali dalam suasana dan kondisi yang berbeda! Itu Pasti!”
Kepada seluruh staf Jaringan Islam Emansipatoris (JIE) Perhimpunan Pengembangan Pesantren dan Masyarakat (P3M); KH. Masdar F. Mas’udi, Mas Zuhairi Misrawi, Very Verdiansyah, DR. Nur Rofiah, Mas Muhtadin AR, Mas Agus Muhammad, Hasyib, Mas Ali Sobirin, Mba Hariroh Ali, Mba Widha, Khalid, Boy’s dan Maskurudin, yang telah mendidik dan menggembleng saya agar menjadi insan yang humanis, kritis, transformatif dan praksis dalam bingkai keislaman yang pluralis dan emansipatif.
Sahabat-sahabat pengurus dan kader Komunitas Islam Emansipatoris (KOSIEM) JIE Bandung, JIE Pekalongan, JIE Makasar, JIE Samarinda, dan JIE Medan, yang telah berjuang bersama untuk menegakkan pluralitas dan universalitas ajaran keber”agama”an dan kebe”ragam”an dalam arena diskusi yang sangat dialektis.
Kepada teman-teman seperjuangan di BEM Nusantara (Kaisar Abu Hanifah–UIN SUKA Yogyakarta, Arie & Salafudin–IAIN Sunan Ampel Surabaya, Tony–UBHARA, Asnaldi–IAIN Riau, Fauzun–IAIN Wali Songo Semarang, Jambul & Rozy–UIN Malang, Nandang–IHD Bali, Asbit–UNIJA, Emin–UNISMA, Alim & Ali–AKPRIND, Aswadi–IAIN Aceh, Sarpan–STAIN Palu, Syamsir–UBH Padang, dll). “Sahabat, mari kita berjuang dan bergerak bersama, kita galang kekuatan mahasiswa, pemuda dan seluruh komponen masyarakat untuk menegakkan kedaulatan Indonesia yang bebas merdeka dari lepas dari belenggu intervensi asing. Sejarah kan mencatat dengan tinta emas kiprah kita! Saatnya kaum muda memimpin negeri ini!”
Kepada seluruh organisasi kemasyarakatan (JIL, Wahid Institute, SPS, MPPI, Dewan Pers, KMNU, Jamaah Ahmadiyah Indonesia, INCReS, GERAH, eLTAM, InTRAS, FKI1, LKIS, LSM Edukasia, DPD KNPI Kota Cimahi dan DPC PKB Kota Cimahi) dan perseorangan (M. Ridlo Easy, Emha Ainun Najib, Jumhur Hidayat, Agus Sunyoto, Elih Sudiapermana, Hasan Basri, Guntur dll) yang telah saya singgahi, hanya sekedar untuk sharing dan diskusi bersama demi menambah wawasan dan gagasan intelektual.
Kepada saudara-saudaraku; Mang Ija & Bi Emut sekeluarga, Ka Eko & Teh Ela sekeluarga, Ka Ceceng & Teh Ria sekeluarga, Ua Inah & Ua Parman, Ua Mariah (alm) Sekeluarga, Ua Iwa Sekeluarga, Mang Karwan Sekeluarga, Ka Iking & Teh Yuli sekeluarga, Ceu Teti & Ka Ateng Sekeluarga, Ceu Een sekeluarga, Ua Unah sekeluarga, Ua Suryat (Alm) sekeluarga, Ua Dastar sekeluarga, Mang Tarkat sekeluarga, Mang Tarka sekeluarga, Mang Kasta sekeluarga, Reni sekeluarga, Ua Mardiana, Mang Anto Kades, sahabat Karang Taruna “ALECI” dan handai taulan di kampung halaman Dusun Rimpaknangsi, Desa Hanum, Kecamatan Dayeuhluhur. “Tunggu kiprah dan baktiku padamu wahai negeri tercinta!”
Teman-teman “Gank Biru” (Oecok ‘Kautsar’ Van Hallen, Topik ‘Batax Saragih’ Iskandar, “Bony” Sumardi, Yan Candra ‘Husnul’ Maulana, Maman ‘Tuyul’ Koswara, Usep ‘Usenk Bulu’ Ahmad Muslih, Lista Cahyawaty, Tita Fatimah, Ida ‘Presidium Langit’, Nunun Nuria) plus Sri Kurniasih. “Sahabat, dulu kita pernah seiring-sejalan, membangun taman pendidikan Madrasah Diroshatul Islamiyah (MDI) di LSM Edukasia untuk pengabdian pada bangsa. Akankah ini cuma tinggal kenangan dalam angan? Sahabat, aku merindukan tawa canda dan kebersamaan dengan kalian!”
Teman-teman “Gank Xshack’s” (Hakim ‘Zoey’, Maman ‘Ebonk’, Taryono ‘Kozoet’, Ya2n Yohanes Boy, Heru, Wahidin, Kasrip, Soleh, Kandar, Ukoyah, Nina, Nunung, Eulist, Aan, Dewi dan Tating). “Karena motivasi dan ‘keberadaan’ kalianlah saya bisa melanjutkan studi untuk meraih gelar kesarjanaan”.
Kepada Bidadariku yang senantiasa memberikan motivasi, dorongan dan pengertiannya kepada saya untuk secepatnya meraih gelar sarjana agar harapan dan impian yang selama ini kita tanamkan segera tercapai dalam bingkai keridloan Allah SWT. Jhenk.... cinta bukanlah kata murah dan lumrah dituturkan dari mulut ke mulut, tetapi cinta adalah anugerah Tuhan yang indah dan suci, jika manusia dapat menilai kesuciannya. Pesanku padamu, “Bercintalah dengan pelajaran, bertunanganlah dengan mengkaji ulang, berkawinlah dengan periksaan, dan berbulan madulah dengan kejayaan. Cinta adalah suatu bentuk ungkapan keabadian yang tidak mampu dijelaskan melalui untaian kata indah, tapi melalui kenyataan pahit yang hidup dan sakit! Jangan karena cinta, kita gugur dari perjuangan. Dan jangan kerana cinta juga, prinsip kita menjadi larut dan cair! Cinta tidak semestinya akan berakhir dengan perkawinan, dan perkawinan juga tidak semestinya akan menoktahkan titik akhir kepada percintaan. Kesetiaan akan mengikat cinta, kecurangan akan melenyapkan segala kemanisan cinta. Sebuah perkawinan akan menjadi indah jika cinta terus bersama.... Semoga kau jadi milikku, sehingga namamu slalu tertanam dihatiku!!!””.
Akhirnya, kupersembahkan hasta karya ini kepada segenap civitas akademika, semoga menjadi setitik sumbangan bagi perkembangan dan perbendaharaan ilmu pengetahuan. Akhirul kalam, dunia telah berganti rupa, untuk peradaban kita! Demikianlah keyakinan saya! Maafkanlah kalau ada saru-siku saya selama ini, dan izinkanlah saya menutup persembahan ini:
Dengan Rongga Dada Yang Penuh Digenggangi Kemegahan Lagu Kebangsaan “INDONESIA RAYA!”
Dengan Hati Berdebar Mengiringi Melodi Mars “SUMPAH MAHASISWA INDONESIA!”
Dengan Sinar Mata Tajam Mencahyai Semboyan "MERDEKA MAHASISWA!"
Dengan Seru Kalbu Bertalu Dan Semangat Membara "REVOLUSI SEKARANG JUGA, ATAU TIDAK SAMA SEKALI!".
Bandung, 17 Agustus 2006 M
Hormat Saya,
ttd
NANA SURYANA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar