<< Humanis - Kritis - Transformatif - Praxis >>

  • RSS
  • Delicious
  • Facebook
  • Twitter

Twitter

Senin, 22 Agustus 2011

ANTARA SYARIAT DAN TRADISI

Di dalam ajaran islam ada empat tingkatan ilmu yaitu; 1.syariat, 2.thariqat, 3.haqiqat, dan 4.ma’rifat'

1. Syariat adalah jalananya pikiran dalam memahami ilmu Allah.
2. Thariqat adalah jalannya hati dalam memahami ilmu Allah.
3. Haqiqat adalah jalannya rasa diri yang kontak dengan kekuasaan Allah dalam diri.
4. Ma’rifat adalah penyatuan dirinya dengan kekuasaan Allah.

Tapi dalam kenyataan hidup manusia di dunia ini, kita bisa melihat bahwa ternyata masih ada pencampur adukkan antara syariat dengan tradisi orang-orang quraish, banyak orang yang mengaku dirinya islam tapi ia tidak bisa memisahkan antara syariat dengan tradisi, seperti halnya tentang sholat.

Sholat adalah syariat islam, di mana rosul sendiri menganjurkan bahkan mewajibkan kita untuk sholat, tapi tahukan kita apa itu sholat? saya merasa yakin tidak smua orang yang melakukan sholat tahu apa itu sholat, untuk itu maka Nabi pun menjelaskan dalam Al-qur’an,“fawaelul lil mushollin”maka celakalah orang yang sholat, pertanyaannya di sini sholat apakah yang membuat dirinya celaka?

Sholat berasal dari bahasa arab yang artinya Hubungan, contohnya Sholatu rahmi atau hubungan rahmat, yaitu suatu hubungan antar sesama manusia, namun sholat yang di maksud adalah hubungan manusia dengan Allah.

Dalam surat Al-quraish Nabi menjelaskan bahwa sholat yang menghadap baitullah (ka’bah) itu adalah kebiasaannya orang-orang quraish sejak dahulu kala, jadi sholat menghadap kiblat itu adalah tradisinya orang-orang musyrik quraish, tapi dalam kenyataan hidup ini kita bisa menyaksikan banyak sekali orang islam yang melakukan sholat tapi juga masih melaksanakan tradisinya orang-orang quraish, apakah sholat seperti itu yang di lakukan oleh rosul ? ataukah itulah yang di maksud "celakalah untuk orang yang sholat?"

Maka semua pertanyaan itu kembali kepada diri kita sendiri, karena ka’bah itu telah ada sebelum Ibrahim lahir, dan itu bukanlah syariat Ibrahim dan bukan pula syariatnya Nabi Muhammad, melainkan tradisinya orang-orang musyrik quraish, tapi dalam tentulah kebiasaan atau tradisi yang ters menerus di lakukan oleh diri kita akan mengendap menjadi sebuah adat atau sifat dan itu akan membentuk karakter yang mengakar kuat dalam diri kita, sehingga perasaan hati dan pikiran kita akan merasa berdosa kalau menggalkan tradisi itu, maka di sanalah letaknya makna berqurban untuk qorib dengan Allah, sanggupkah kita meninggalkan tradisi quraish ? dulu Ka'bah itu adalah lambang perempuan dan laki-laki, yang laki2nya di lambangkan dengan batu hitam yg berbentuk kotak sedangkan lobang yang seringkali di tengok oleh kepala haji yg plontos adalah lambang vagina perempuannya. cobalah lihat gambar di bawah ini.


Tidak ada komentar: