<< Humanis - Kritis - Transformatif - Praxis >>

  • RSS
  • Delicious
  • Facebook
  • Twitter

Twitter

Selasa, 25 Mei 2010

Sejati itu ada....




Aahhh… Dinda, aku menyayangimu lebih dari apa yang mampu terbayang dalam imajinasi. Sejuta bait yang kutuliskan pun tetap tak bisa menampung apa yang kurasa. Dan itu membuatku hidup, lalu mengasihinya. Kalaulah ada sikapku yang seolah mengingkarinya, tak lain hanyalah ketakutanku akan kehilangan anugerah ini... Toh bagaimanapun elak sadarku, cinta kan selalu bermuara di antara dua hal; “harapan dan kekuatiran”.

Harapan yang menjadikan aku memiliki gairah dalam menata setiap detail paraghraf hidupku, dan kekuatiran yang membuat egoku memuncak, sebab aku ingin dirimu tanpa pernah berbagi dengan yang lain. Tapi itu karena aku juga telah mengalirkan keberadaanku seperti itu. Peduliku telah kuasingkan dari yang semua, sebab ia hanya untukmu. Tak ada waktuku yang terlepas dari mengingat dirimu. Dan itu terus kuhayati dalam diam dan riuhku.

Dindaku.. pada akhirnya, aku mengerti.. bahwa inilah jalanku untuk menyayangimu. Jika masih tersisa labil di kenangmu, benamkanlah ia. Biarkan aku yang merangkumnya. Mungkin itu akan menjadikanku hidup dalam ingatmu. Adapun segala prasangka yang kadang mendera, lepaskanlah agar menjadi bunga.. Sebab, kelak, akan kita dapati, bahwa segala telah membuat kita percaya; cinta sejati itu ada dalam kita.

3 komentar:

Dinda mengatakan...

Mungkin sayangku tak sebesar sayangnya,mungkin cintaku tak sebesar cintanya,mungkin rinduku tak segelora rindunya, tapi aku merasa bahagia ada yang memberikan rasa cinta yang begitu besar...
lebih baik dicintai daripada mencintai...^_^

Dinda mengatakan...

Kala kubaca kisah cerita ini, yang mungkin lahir dari ungkapan jiwa, aku tak mampu berkata apapun jua...membisu...hati ingin bicara namun bibir serasa terkatup rapat, pikir ingin berkata namun hati tak kuasa...
Semua perasaanku tercampur aduk bagaikan racikan "kembang setaman" yang wanginya membasahi hati...

NANA SURYANA mengatakan...

3.4.5. hmmm... ternyata benar, seperti yang pernah kita duga sebelumnya, kisah kita hanya sepenggalah... Terima kasih sempat menjadi bagian dari makna hidupku!