<< Humanis - Kritis - Transformatif - Praxis >>

  • RSS
  • Delicious
  • Facebook
  • Twitter

Twitter

Kamis, 15 April 2010

STRATEGI, KEBIJAKSANAAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA HANUM


Oleh : Nana Suryana, S.Sos

DATANGLAH kepada rakyat! HIDUP bersama rakyat! BELAJAR dari rakyat! BERENCANA bersama rakyat! BEKERJA bersama rakyat! MULAILAH dengan apa yang dimiliki rakyat! AJARLAH dengan CONTOH! BELAJARLAH dengan Bekerja! Bukan Pameran melainkan suatu SISTEM! Bukan pendekatan CERAI-BERAI, melainkan MENGUBAH! Bukan PERTOLONGAN melainkan PEMBEBASAN!

(JAMES Y.C. YEN)


PENDAHULUAN
Tahap penjabaran visi, misi, strategi dan program kerja kandidat Kepala Desa Hanum merupakan tahapan penting untuk memahami kembali tugas pokok dan fungsi yang harus dijalankan oleh aparat Desa, terutama Kepala Desa Hanum sebagai pengemban mandataris rakyat desa. Tugas pokok dan fungsi aparat desa yang terutama adalah menyiapkan masyarakat desa agar masyarakat siap dan mampu mengelola berbagai program pembangunan sehingga memberikan manfaat yang optimal bagi mereka. Dalam penjabaran visi, misi, strategi dan program kerja kali ini, ada 5 pokok bahasan yang perlu kita kaji bersama.
Pertama, hakikat, tujuan dan sasaran pembangunan nasional, pembangunan daerah dan pembangunan Desa Hanum seperti tercantum dalam Undang-Undang tentang Otonomi Daerah. Kedua, masalah dan kendala yang dihadapi oleh masyarakat Desa Hanum. Ketiga, tinjauan terhadap strategi yang perlu diterapkan agar pembangunan di Desa Hanum merupakan suatu mata rantai yang tidak terputus dan saling memperkuat. Strategi dasar pembangunan Desa Hanum bertumpu pada proses pengembangan kapasitas masyarakat (capcity building) baik sumber daya manusia yang bermutu, prasarana dan sarana yang lengkap, serta kelembagaan masyarakat yang berkembang. Strategi itu diterapkan dengan menggunakan pendekatan pemihakan dan pemberdayaan. Keempat, langkah-¬langkah penyempurnaan yang perlu dilakukan dalam mengelola program pembangunan pedesaan. Kelima, peran yang diharapkan dan aparat desa dalam mendukung pembangunan masyarakat desa Hanum.
Dengan membahas kelima pokok bahasan tersebut diharapkan dapat diperoleh gambaran tentang arah pembangunan Desa Hanum di masa mendatang. Gambaran itu selanjutnya menjadi dasar bagi kita, baik kepala desa, perangkat desa, maupun masyarakat untuk mengantipasi dan memecahkan segala permasalahan yang akan muncul dalam pelaksanaan. Gambaran itu juga mendorong kita untuk mempersiapkan diri sejalan dengan dinamika masyarakat dalam menanggapi berbagai kecederungan pola hubungan masyarakat, baik mengenai pergeseran sikap, perilaku dan tata nilai yang dianut oleh masyarakat, khususnya dalam pergeseran (transformasi) masyarakat dari masyarakat agraris (bertani) tradisional menuju masyarakat agraris industrial.

HAKIKAT, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DESA HANUM
2.1. Hakikat Pembangunan
Pembangunan Desa Hanum merupakan pencerminan aspirasi rakyat desa Hanum secara bulat memuat hakikat pembangunan nasional bahwa manusia itu sendiri merupakan titik pusat dari segala pembangunan. Manusia adalah pelaksana (subjek) sekaligus sasaran (objek) dari pembangunan, yaitu sebagai makhluk Tuhan yang paling mulia di muka bumi ini, yang ingin kita bangun harkat dan martabatnya.
Pembangunan manusia seutuhnya dan pembangunan masyarakat seluruhnya adalah pembangunan yang bertolak dari rakyat, dilaksanakan oleh rakyat, dan sepenuhnya ditujukan untuk kepentingan dan kesejahteraan rakyat. Pembangunan dari, oleh, dan untuk rakyat tersebut dilaksanakan di semua aspek kehidupan bangsa yang meliputi aspek ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan aspek pertahanan keamanan (Ipoleksosbudhankam) dengan senantiasa mewujudkan Wawasan Nusantara yang memperkukuh Ketahanan Nasional.
Pembangunan yang bertumpukan pada peran serta rakyat Desa Hanum diselenggarakan secara merata di semua lapisan masyarakat dan di seluruh wilayah Desa Hanum. Dalam penyelenggaraan pembangunan yang berintikan keadilan, setiap warga berhak memperoleh kesempatan untuk berperanserta dan menikmati hasil-hasilnya secara adil sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan dan prestasinya. Dimensi kemanusiaan itu juga menjadi pangkal tolak untuk membangun ekonomi yang kukuh, mandiri dan berkeadilan.

2.2. Tujuan dan Sasaran Pembangunan di Desa Hanum
Pembangunan yang akan dilaksanakan di Desa Hanum bertujuan mewujudkan desa yang maju dan mandiri serta sejahtera lahir batin sebagai landasan bagi tahap pembangunan desa menuju masyarakat adil dan makmur.
Dalam mencapai tujuan tersebut sasaran umum yang harus dilaksanakan oleh kepala desa beserta aparatur pemerintah desa lainnya adalah terciptanya kualitas manusia dan masyarakat Desa Hanum yang maju dan mandiri, dalam suasana tenteram dan sejahtera lahir dan batin, dalam tata kehidupan yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta dalam suasana kehidupan yang serba berkeseimbangan.
Sejalan dengan sasaran umum pembangunan desa Hanum tersebut adalah tumbuhnya sikap kemandirian dalam diri masyarakat Desa Hanum melalui peningkatan peran serta, efisiensi, dan produktivitas rakyat dalam rangka meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan lahir batin. Selanjutnya, sejalan dengan titik berat pembangunan tersebut, prioritas utama adalah pembangunan sektor-sektor di bidang ekonomi, terutama pertanian, dengan keterkaitan antara pertanian dan industri serta bidang pembangunan lainnya seiring dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Sasaran pokok pembangunan Desa Hanum adalah terciptanya kondisi ekonomi rakyat di Desa Hanum yang kukuh, dan mampu tumbuh secara mandiri dan berkelanjutan. Upaya ini ditempuh antara lain melalui keterkaitan kegiatan perekonomian di Desa Hanum dengan perekonomian perkotaan, terwujudnya masyarakat Desa Hanum yang sejahtera, dan teratasinya masalah kemiskinan di Desa Hanum. Sasaran pembangunan Desa Hanum tersebut diupayakan pencapaiannya secara bertahap melalui berbagai langkah:
1. Peningkatkan kualitas tenaga kerja di Desa Hanum;
2. Peningkatan kemampuan aparatur pemerintahan desa;
3. Penguatan lembaga pemerintahan dan lembaga masyarakat desa;
4. Pengembangan kemampuan sosial ekonomi masyarakat desa;
5. Pengembangan prasarana dan sarana Desa Hanum,
6. Pemantapan keterpaduan pembangunan desa yang berwawasan lingkungan.

MASALAH DAN KENDALA PEMBANGUNAN DI DESA HANUM
Pembangunan Desa Hanum merupakan interaksi antara potensi yang dimiliki oleh masyarakat desa dan dorongan dari luar untuk mempercepat pembangunan Desa Hanum. Pendekatan tersebut bermuara pada proses perubahan yang berlangsung secara berkesinambungan. Dengan mendasarkan pada tinjauan seperti itu, pembangunan Desa Hanum akan terkait dengan proses perubahan yang terjadi pada tataran nasional dan global. Setiap proses perubahan yang bersifat nasional dan global akan berdampak langsung pada seluruh kehidupan masyarakat di Desa Hanum. Perubahan itu menyangkut perkembangan tata kehidupan ekonomi, pola hubungan sosial masyarakat, dinamika budaya yang berkembang di masyarakat, serta pola pengambilan keputusan oleh masyarakat.
Perubahan itu pada akhimya membawa masyarakat Desa Hanum berkembang menjadi perkotaan. Proses perubahan dari desa menjadi kota dapat berlangsung secara alamiah. Perubahan ini didasarkan pada kesiapan masyarakat desa sehingga kemajuan yang dilakukan benar-benar dinikmati oleh masyarakat desa. Proses perubahan desa menjadi kota dapat dipercepat melalui upaya-upaya khusus. Upaya khusus itu hanya dapat dilakukan dengan memperhatikan faktor utama pendorong pembangunan desa. Pembangunan secara alamiah dan pembangunan yang dipercepat mempunyai sasaran yang sama, yaitu menciptakan keuntungan (surplus) bagi masyarakat untuk diinvestasikan kembali dalam pembangunan Desa Hanum.
Proses percepatan (transformasi) dalam pembangunan Desa Hanum dikenal sebagai proses alamiah atau natural. Proses tersebut mensyaratkan dipenuhinya tiga asumsi dasar. Pertama, peran serta atau partisipasi (full employment) artinya semua pelaku ekonomi ikut serta dalam kegiatan ekonomi. Kedua, kesamaan (homogenitas) artinya semua pelaku ekonomi memiliki faktor produksi dan mempunyai kesempatan berusaha dan kemampuan menghasilkan (produktivitas) yang sama. Ketiga, rasionalitas, prinsip efisiensi atau bekerjanya mekanisme pasar artinya interaksi antarpelaku ekonomi terjadi dalam keseim-bangan sehingga imbalan yang diterima oleh masyarakat seimbang dengan pengorbanan yang telah dikeluarkannya.
Kenyataan menunjukkan bahwa tidak semua pelaku ekonomi di Desa Hanum ikut serta dalam proses pembangunan dan tidak setiap penduduk menikmati peningkatan pendapatan sebagai hasil dan proses pembangunan tersebut. Pelaku pembangunan yang tidak memiliki sumber daya dan tidak mempunyai akses dalam pembangunan akan menganggur. Karena menganggur, maka tidak berpendapatan yang kemudian menyebabkan kemiskinan. Masalah kemiskinan menyebabkan ketimpangan baik antargolongan penduduk, antarsektor kegiatan ekonomi maupun antardaerah.
Keterkaitan masalah pembangunan ini perlu dipahami oleh aparat desa Desa Hanum dengan memperhatikan data yang ada. Dalam hal ini, aparat desa dituntut untuk peka dalam memahami data sosial ekonomi dan jeli untuk melakukan analisis terhadap informasi yang ada dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.
Adapun yang menjadi kendala pokok pembangunan di Desa Hanum adalah:
1. Kemiskinan
Data yang diterbitkan Biro Pusat Statistik menyebutkan bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia sekarang ini adalah 25,9 juta jiwa. Dari banyaknya warga miskin tersebut, kebanyakan terdapat di pedesaan, termasuk desa Hanum. Akibat dari kemiskinan tersebut, tentunya menimbulkan berbagai permasalahan.
Ciri yang melekat pada rumahtangga miskin adalah tingkat pendidikan yang rendah. Ciri rumahtangga miskin yang lain yang erat kaitannya dengan tingkat pendidikan dan sebaran lokasi rumahtangga adalah sumber penghasilan. Kebanyakan dari rumahtangga miskin penghasilan utamanya bersumber dari sektor pertanian. Ini sesuai dengan corak rumahtangga Desa Hanum yang sebagian besar adalah rumahtangga petani.
2. Kesenjangan
Pemahaman terhadap masalah kemiskinan tidak dapat dilepaskan dad masalah ketidakmerataan antargolongan penduduk. Indikator ketidakmerataan dapat dilihat dari pergeseran distribusi pendapatan.
Masalah ini yang sebetulnya perlu dipecahkan. Karena, kemiskinan yang belum tuntas terpecahkan, dan kesenjangan yang makin meningkat dimensinya meluas tidak hanya dimensi ekonomi tetapi juga sosial, budaya, dan politik, sehingga tidak dapat dipecahkan secara langsung oleh pemerintah sendiri
Dalam hal ini, aparat Desa Hanum dituntut untuk peka terhadap masalah kemiskinan dan kesenjangan. Tugas yang pedu dilakukan adalah memberikan informasi secara akurat kepada masyarakat dan bersikap aktif untuk mengajak masyarakat memecahkan masalah kemiskinan dan kesenjangan secara bersama-sama. Dengan informasi yang akurat dan kebersamaan, maka masalah yang ada dapat dipecahkan tanpa harus menimbulkan permasalahan yang lebih luas. Inilah sesungguhnya salah satu tugas yang perlu dijalankan oleh aparat Desa Hanum. Aparat Desa Hanum diharapkan tidak hanya duduk di bekalang meja saja, tetapi memberikan pendampingan kepada masyarakat Desa Hanum.
3. Pergeseran Struktur Tenaga Kerja
Kemiskinan dan ketidakmerataan antargolongan penduduk terkait erat dengan perubahan struktur tenaga kerja. Perubahan ini dicerminkan oleh pergeseran rumahtangga pertanian dan non pertanian. Meskipun kebanyakan masyarakat Desa Hanum hidup dari bertani, tapi ternyata masih banyak diantara petani yang tidak memiliki lahan garapan.
Keterbatasan luas lahan yang dikuasai oleh petani akan mempersempit peluang bagi masyarakat desa untuk memperbaiki tingkat kesejahteraannya. Bertambahnya jumlah petani merupakan pemacu terjadinya pergeseran usaha dari pertanian ke usaha di luar pertanian. Pada gilirannya akan mempercepat arus urbanisasi (perpindahan masyarakat ke kota), terutama pemuda, dan memaksa lahirnya usaha kecil informal.
Kencederungan perubahan sektor pertanian akan mempunyai implikasi terhadap perkembangan masyarakat Desa Hanum. Dengan demikian kencederungan tersebut perlu dipahami oleh aparat Desa Hanum dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi di daerah. Dalam menghadapi perubahan tersebut, aparat Desa Hanum dituntut untuk mengelola berbagai program pembangunan Desa Hanum sehingga memberikan manfaat bagi para masyarakat petani.
4. Perkembangan Nilai Tukar Petani
Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur perkembangan kesejahteraan masyarakat desa, terutama petani, adalah indeks nilai tukar petani. Karena, secara konsepsional indeks nilai tukar petani telah memperhitungkan kemampuan tukar barang-barang pertanian yang dihasilkan petani (indeks harga yang diterima petani) dengan barang atau jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumahtangga dan keperluan produksi pertanian (indeks harga yang dibayar petani).
Dalam kurun waktu sekarang, indeks nilai tukar petani di Desa Hanum cenderung menurun. Penurunan itu disebabkan oleh kenaikan indeks harga yang dibayar petani lebih tinggi dibanding kenaikan indeks harga yang diterima petani. Itu berarti bahwa pengeluaran yang dilakukan oleh petani untuk konsumsi dan produksi lebih tinggi dibanding dengan pendapatan yang diterima petani.
Dad sisi pengeluaran, pengeluaran produksi relatif lebih besar dibanding pengeluaran konsumsi. Dari pengeluaran produksi tersebut, komponen pengeluaran untuk pembelian faktor produksi dan non produksi jauh lebih tinggi dibanding pengeluaran untuk penambahan barang modal. Dari informasi tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan petani untuk melakukan pembentukan modal amat rendah. Karena, petani harus mengalokasikan dana untuk keperluan produksi dan non produksi yang jauh lebih besar. Dalam jangka panjang, kondisi ini tidak mendorong penciptaan surplus bagi petani dan tidak menjamin kelangsungan usaha petani.
5. Kelembagaan di Desa
Kelembagaan masyarakat Desa Hanum mencakup dua pola hubungan. Di desa Hanum, peran dari lembaga adat dan lembaga pemerintah masih cukup dominan karena memiliki ikatan sosial (social relation) antaranggota masyarakat masih kuat. Hubungan sosial ini menciptakan kesepakatan, aturan, dan kewajiban sosial (social obligation) yang mengikat bagi setiap anggota masyarakat di Desa Hanum. Sejalan dengan meluasnya kegiatan sosial ekonomi, hubungan dan kewajiban sosial seperti itu secara bertahap mengalami pergeseran.
Hubungan yang semula didasarkan pada aspek sosial bergeser menjadi hubungan yang memperhitungkan aspek imbalan ekonomi (economic relation). Dalam hubungan ini, setiap pertukaran barang dan pelayanan jasa selalu dikaitkan dengan perhitungan untung dan rugi. Hubungan ekonomi antaranggota masyarakat kemudian berkembang menjadi kewajiban ekonomi (economic obligation) dengan aturan yang lebih baku dan mengikat. Setiap anggota masyarakat di Desa Hanum secara bertahap dituntut untuk bersikap rasional.
Berbagai lembaga sosial ekonomi masyarakat di Desa Hanum yang ada diharapkan dapat memperlancar proses transisi dari hubungan dan kewajiban sosial menjadi hubungan dan kewajiban ekonomi. Lembaga tersebut antara lain BPD, PKK, Koperasi Unit Desa, Badan Kredit Desa, dan lembaga lainnya. Dalam proses transisi tersebut, peran aparat Desa Hanum adalah memberikan pendampingan kepada masyarakat Desa Hanum sehingga dapat memanfaatkan lembaga sosial ekonomi yang ada untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Berbagai masalah yang dihadapi dalam pembangunan di Desa Hanum tersebut secara ringkas dapat dikategorikan sebagai berikut:
1. Rendahnya mutu sumber daya manusia (SDM) di Desa Hanum;
2. Belum optimalnya lembaga pemerintahan desa dan lembaga musyawarah desa dalam menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat Desa Hanum;
3. Terbatas jangkauan pelayanan lembaga perekonomian dalam mendukung usaha ekonomi desa di Desa Hanum.
4. Belum meratanya prasarana dan sarana sosial ekonorni dalam melayani kebutuhan masyarakat Desa Hanum.

STRATEGI PEMBANGUNAN DESA HANUM
Setiap pembangunan Desa Hanum paling tidak harus memuat unsur-unsur pokok sebagai berikut. Pertama, strategi dasar sebagai acuan dalam merumuskan kebijaksanaan; Kedua, kerangka rencana makro yang memuat berbagai besaran sebagai sasaran yang harus dicapai; ketiga, perkiraan sumber-sumber pembiayaan; keempat, perangkat kebijaksanaan berupa program pembangunan Desa Hanum.
1. Strategi Pembangunan Desa Hanum
Strategi pembangunan Desa Hanum perlu dipahami sebagai suatu proses pertumbuhan dalam hubungan sosial, ekonomi, budaya dan politik masyarakat desa. Pembangunan yang dipandang sebagai suatu proses pertumbuhan pada dasarnya akan membawa perubahan dalam proses alokasi sumber-sumber ekonomi, proses distribusi manfaat, dan proses akumulasi yang membawa pada peningkatan produksi, pendapatan dan kesejahteraan. Perubahan yang diharapkan adalah proses yang berlangsung secara alamiah, yaitu yang menghasilkan harus menikmati.
Begitu pula sebaliknya yang menikmati haruslah yang menghasilkan. Dalam proses tersebut putaran kegiatan ekonomi akan menghasilkan surplus yang menjadi sumber peningkatan kesejahteraan kemudian hasilnya akan dinikmati oleh masyarakat secara merata. Proses ini diarahkan agar setiap upaya pembangunan Desa Hanum dapat meningkatkan kapasitas masyarakat (capacity building) melalui penciptaan akumulasi modal (capital accumulation) yang bersumber dad surplus yang dihasilkan dan pada gilirannya dapat menciptakan pendapatan yang dinikmati oleh rakyat.
Dengan memahami pembangunan sebagai perubahan struktur, maka mekanisme pembentukan modal yang benar merupakan kunci dari pengembangan ekonomi rakyat Desa Hanum yang tumbuh berkembang. Proses pemupukan modal yang benar muncul dari dalam sendiri yakni dari masyarakat, oleh masyarakat, untuk dinikmati masyarakat sehingga tumbuh berkembang secara alamiah. Dengan pengertian ini setiap anggota masyarakat disyaratkan berperanserta dalam proses pembangunan, mempunyai kemampuan sama, dan bertindak rasional. Dalam strategi pembangunan seperti itu peran pemerintah Desa Hanum yang diharapkan adalah:
a. Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang.
b. Memperkuat potensi ekonomi atau daya yang dimiliki oleh masyarakat Desa Hanum. Dalam rangka memperkuat potensi ekonomi rakyat ini, upaya yang amat pokok adalah peningkatan taraf pendidikan, dan derajat kesehatan, serta akses ke dalam sumber-sumber kemajuan ekonomi seperti modal, teknologi, informasi, lapangan kerja dan pasar.
c. Melindungi masyarakat Desa Hanum dengan mencegah terjadinya persaingan yang tidak seimbang dengan mengembangkan pola kemitraan yang saling menguntungkan.

2. Kerangka Makro Pembangunan Desa Hanum
Sasaran yang harus dilakukan dalam pengembangan pembangunan Desa Hanum adalah:
a. Makin mantapnya fungsi pemerintahan Desa Hanum dalam pengelolaan pembangunan, yang didukung oleh struktur organisasi dan prasarana dan sarana pemerintahan desa secara memadai.
b. Meningkatnya pendapatan Desa Hanum untuk memperbesar kemampuan desa dalam menyelenggarakan rumah tangganya sendiri.
c. Makin berfungsinya lembaga kemasyarakatan desa yang mampu menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat.
d. Makin mantapnya perekonomian masyarakat desa.
e. Tersedianya sarana dan prasarana (jalan, listrik atau penerangan, pasar, peralatan olahraga, dll) di tiap dusun untuk memperlancar pembangunan di desa Hanum.
f. Makin mantapnya pola keterpaduan pembangunan di desa dan keterkaitan pengembangan hubungan antara kota (Kota Banjar, contohnya) dan Desa Hanum.
g. Meningkatnya partisipasi aktif masyarakat dalam pembangunan, termasuk pelestarian lingkungan.
h. Sebagian besar pendapatan masyarakat Desa Hanum, terutama dalam bidang pertanian, telah mencapai tingkat swasembada.
i. Berkurangnya jumlah penduduk miskin dan berpendidikan rendah di Desa Hanum.
Untuk mencapai sasaran pembangunan daerah pada umumnya dan sasaran pembangunan Desa Hanum dikembangkan kebijaksanaan pembangunan desa yang meliputi:
a. Peningkatan kemampuan aparatur pemerintahan desa, sampai ke tingkat Dusun, RT dan RW.
b. Penguatan kelembagaan ma¬syarakat desa. Misalnya: BPD, PKK, Karang Taruna dan Hansip.
c. Pengembangan kemampuan sosial-ekonomi masyarakat desa;
d. Pengembangan prasarana dan sarana Desa Hanum. Misalnya: jalan, penerangan, pengairan (irigasi), pemakaman, dan tempat peribadatan (mesjid).
e. Pemantapan keterpaduan pembangunan desa yang berwawasan lingkungan, sehingga tidak terjadi penebangan hutan secara liar.

3. Pola Pembiayaan Pembangunan Desa Hanum
Pembiayaan pembangunan Desa Hanum bersumber dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah (APBN dan APBD) serta APBDes berupa bantuan pembangunan daerah (Inpres) dan bantuan pembangunan yang bersifat sektoral yang berasal dari pusat. Peran bantuan pembangunan daerah (Inpres) sangat besar dalam menunjang pembangunan Desa Hanum. Bantuan ini merupakan salah satu stimulan bagi setiap daerah untuk menggali sumber-sumber pendapatan.
Strategi pembiayaan pembangunan di Desa Hanum, secara garis besar berasal dari: 70 % berasal dari subsidi pemerintah dan donatur dan 30 % berasal dari masayarakat.
Bantuan pembangunan daerah yang sudah diberikan selama ini meliputi:
1. Bantuan pembangunan dari daerah tingkat I Jawa Tengah;
2. bantuan pembangunan daerah tingkat II Cilacap;
3. Bantuan pembangunan desa;
4. Bantuan pembangunan darana dan prasarana. Misalnya: Jalan, Pertanian, Perairan, dan fasilitas kemasyarakatan lain.
5. Bantuan pembangunan sarana kesehatan,
6. Berbagai bantuan yang bersifat khusus.
Bantuan yang secara langsung diarahkan bagi masyarakat desa adalah bantuan pembangunan desa (Inpres Desa). Bantuan pembangunan desa diberikan kepada setiap desa. Bantuan Pembangunan Desa adalah milik masyarakat desa yang dikelola melalui wadah lembaga masyarakat desa dengan tujuan untuk:
1. Merangsang peningkatan produksi dan pemasaran barang dan jasa masyarakat Desa Hanum;
2. Membangun dan memelihara prasarana dan sarana pendukung perdesaaan
3. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia, baik aparat maupun masyarakat, antara lain melalui kegiatan Latihan Pembangunan Desa Terpadu;
4. Memperkuat kelembagaan masyarakat dan pengembangan lembaga dana dan perkreditan milik masyarakat desa dalam rangka mendorong pemupukan modal di Desa Hanum;
5. Memperkuat mekanisme perencanaan, pengelolaan dan pengendalian terhadap pelaksanaan pembangunan masyarakat Desa Hanum.
6. Bantuan dana sebagai bantuan modal usaha, prasarana Desa Hanum, dan tenaga pelaksana di lapangan.
Sasaran akhir dari program pembangunan tersebut adalah masyarakat Desa Hanum sehingga pengelolaan berbagai pola pembiayaan pembangunan Desa Hanum, harus terkait dan terpadu. Sehubungan dengan itu, berbagai program, proyek dan kegiatan yang diarahkan pada pembangunan Desa Hanum perlu didasarkan prinsip keterkaitan dan keterpaduan baik dalam pembiayaan, pelaksanaan maupun pengendalian.
Dalam kerangka keterpaduan tersebut tugas aparat Desa Hanum adalah mengelola berbagai bantuan tersebut secara tertib dan transparan dengan berpegang pada lima prinsip pokok, yaitu:
1. Mudah diterima dan didayagunakan oleh masyarakat sebagai kelompok sasaran (acceptable).
2. Dikelola oleh masyarakat secara terbuka dan dapat dipertanggungjawabkan (accountable).
3. Memberikan pendapatan yang memadai dan mendidik masyarakat untuk mengelola kegiatan secara ekonomis (profitable).
4. Hasilnya dapat dilestarikan oleh masyarakat sendiri (sustanaible).
5. Pengelolaan dana dan pelestarian hasil dapat dengan mudah digulirkan dan dikembangkan oleh masyarakat desa dalam lingkup yang lebih luas (replicable).

4. Kebijaksanaan Pembangunan Desa Hanum
Kebijaksanaan pembangunan Desa Hanum secara umum dapat dipilah dalam tiga kelompok. Pertama, kebijaksanaan yang secara tidak langsung mengarah pada sasaran tetapi memberikan dasar tercapainya suasana yang mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat desa. Kedua, kebijaksanaan yang secara langsung mengarah pada peningkatan kegiatan ekonomi kelompok sasaran. Ketiga, kebijaksanaan khusus menjangkau masyarakat melalui upaya khusus.
Kebijaksanaan tidak langsung diarahkan pada penciptaan kondisi yang menjamin kelangsungan setiap upaya pembangunan Desa Hanum melalui pengembangan kegiatan sosial ekonomi, penyediaan prasarana, pembangunan prasarana pendukung, penguatan kelembagaan, serta penyempumaan peraturan perundang-undangan yang menunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Dalam kerangka kebijaksanaan ini pula termasuk penciptaan ketenteraman suasana sosial dan politik, penciptaan iklim usaha dan stabilitas ekonomi melalui pengelolaan ekonomi makro yang berhati-hati, pengendalian pertumbuhan penduduk dan pelestarian lingkungan hidup.
Kebijaksanaan langsung diarahkan pada peningkatan akses terhadap prasarana dan sarana yang mendukung penyediaan kebutuhan dasar berupa pangan, sandang, perumahan, kesehatan dan pendidkan, peningkatan produktivitas dan pendapatan, khususnya masyarakat berpendapatan rendah. Dalam hubungan ini, pendapatan yang paling tepat dalam pengembangan ekonomi rakyat adalah melalui pendekatan kelompok dalam bentuk usaha bersama dalam wadah koperasi (KUD). Upaya meningkatkan kemampuan menghasilkan nilai tambah paling tidak harus ada perbaikan akses terhadap empat hal, yaitu: pertama, akses terhadap sumber daya; kedua, akses terhadap teknologi, yaitu suatu kegiatan dengan cara dan alat yang lebih baik dan lebih efisien; ketiga, akses terhadap pasar. Produk yang dihasilkan harus dapat dijual untuk mendapatkan nilai tambah. Ini berarti bahwa penyediaan sarana produksi dan peningkatan keterampilan perlu diimbangi dengan tersedianya pasar secara terus-menerus; dan keempat, akses terhadap sumber pembiayaan.
Kebijaksanaan khusus diutamakan pada penyiapan penduduk Desa Hanum untuk dapat melakukan kegiatan sosial ekonomi sesuai dengan budaya setempat. Upaya khusus ini pada dasarnya mendorong dan memperlancar proses transisi dari kehidupan subsisten dan tradisional menjadi kehidupan pasar. Penyiapan penduduk Desa Hanum ini bersifat situasional sesuai dengan tingkat permasalahan dan kesiapan masyarakat itu sendiri.
Peran tokoh masyarakat Desa Hanum termasuk aparat daerah yang paling dekat dengan masyarakat menjadi amat penting dalam proses transisi ini. Bagian dari kebijaksanaan khusus adalah peraturan perundang-undangan yang secara khusus mengatur perlindungan terhadap kegiatan usaha penduduk berupa jaminan kepastian usaha dan kemudahan akses, serta pembentukan lembaga yang memberi layanan kepada penduduk miskin. Kebijaksanaan ini dilaksanakan secara terpilih sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

5. Program Pembangunan Desa Hanum
Kebijaksanaan pembangunan Desa Hanum dilaksanakan melalui berbagai program pembangunan sektoral, regional dan khusus. Program pembangunan Desa Hanum dapat dilakukan oleh aparat Desa Hanum atau aparat dari berbagai instansi terkait.
a. Program Pembangunan Sektoral
Program sektoral umumnya berorientasi pada peningkatan produksi dan pembangunan prasarana dan sarana fisik yang secara langsung menunjang pemenuhan kebutuhan dasar bagi masyarakat Desa Hanum seperti: pangan, sandang, perumahan, pendidikan dan kesehatan. Pelaksanaan program sektoral pada umumnya dikelola secara terpusat. Program-program ini meliputi antara lain proyek kegiatan pembangunan Departemen Pertanian, Departemen Kesehatan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Departemen Industri dan Perdagangan, Departemen Koperasi dan Pembinaan Pengusaha Kecil, Departemen Perhubungan, Departemen Pekerjaan Umum, Departemen Sosial, Departemen Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan, Departemen Tenaga Kerja, dan instansi terkait lainnya.
b. Program Pembangunan Daerah
Program pembangunan daerah dituangkan melalui berbagai bantuan pembangunan daerah, baik bantuan pembangunan Daerah Tingkat I (Inpres Dati I), bantuan Daerah Tingkat II (Inpres Dati II), bantuan pembangunan Desa (Inpres Desa). Program pembangunan daerah diarahkan pada perluasan kesempatan kerja, pengembangan potensi daerah, dan peningkatan kemampuan masyarakat dan aparat di daerah. Selain itu bantuan pembangunan yang diberikan kepada daerah merupakan pemacu untuk meningkatkan kemampuan daerah dalam pengerahan sumber daya, dan meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan daerah. Bantuan pembangunan daerah (Inpres) sesungguhnya yang paling ideal untuk mempercepat upaya penanggulangan kemiskinan. Bantuan ini dikelola oleh masyarakat dengan pendampingan aparat di daerah yang mengetahui secara akurat permasalahan yang dihadapi.
c. Program Pembangunan Khusus
Program pembangunan khusus diarahkan untuk menggerakkan kegiatan sosial ekonomi, meningkatkan mutu sumber daya manusia, membangun prasarana dan sarana, serta memperkuat kelembagaan penduduk, terutama di daerah-daerah (dusun) tertinggal. Program pembangunan khusus ini dilakukan secara selektif sehingga dapat terarah pada kelompok sasaran. Program khusus untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan di Desa Hanum sesungguhnya telah dilakukan melalui berbagai proyek/kegiatan, seperti Pengembangan Kawasan Terpadu, Proyek Peningkatan Pendapatan Petani, Pengembangan TPSP-KUD, Penyediaan Kredit Kelayakan Usaha, Pengembangan Hubungan Bank dan Kelompok Swadaya Masyarakat, Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera, dan berbagai program/proyek khusus lainnya. Salah satu program yang secara khusus diarahkan pada penanggulangan kemiskinan adalah dengan menuntaskan kemiskinan di Desa Hanum. Program ini merupakan pengembangan dan penajaman dad program penanggulangan kemiskinan yang telah dilakukan sebelumnya.
Aparat Desa Hanum, meski secara langsung tidak ikut melaksanakan berbagai program pembangunan Desa Hanum tersebut, tetapi perlu menyiapkan masyarakat Desa Hanum sehingga dapat memanfaatkan berbagai program pembangunan tersebut.

LANGKAH-LANGKAH PENYEMPURNAAN
Strategi pembangunan Desa Hanum perlu terus disempurnakan dengan berpedoman pada tiga arah, yaitu:
Pertama, pembangunan Desa Hanum perlu diarahkan secara tajam pada masyarakat yang paling memerlukan. Dengan kata lain pembangunan Desa Hanum didasarkan pada pemihakan dan pemberdayaan kepada masyarakat Desa Hanum yang paling tertinggal. Perhatian khusus diwujudkan dalam perluasan akses rakyat kepada sumber daya pembangunan disertai dengan penciptaan peluang yang seluas-luasnya bagi masyarakat di lapisan bawah untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan. Dengan perluasan seperti itu, peran serta masyarakat menjadi penentu keberhasilan pembangunan Desa Hanum. Masyarakat akan makin terbuka, makin berpendidikan dan makin tinggi kesadarannya. Dengan demikian juga makin tanggap dan kritis terhadap segala hal yang menyangkut pelaksanaan pembangunan.
Kedua, pendelegasian wewenang dalam pengambilan keputusan, terutama dalam pengelolaan keuangan Desa Hanum. Penyempumaan ini diarahkan untuk meningkatkan daya guna dan hasil guna untuk bantuan dana, prasarana dan sarana dalam mendorong pengembangan kegiatan sosial ekonomi rakyat. Pendekatan yang paling tepat dalam pengembangan ekonomi rakyat adalah melalui pendekatan kelompok dalam bentuk usaha bersama. Dalam kelembagaan yang didasarkan kebersamaan, maka kegiatan sosial ekonomi yang dikembangkan oleh kelompok penduduk diharapkan akan mendorong kemandirian dan berkembang secara berkelanjutan.
Pendelegasian wewenang dalam upaya peningkatan peran serta masyarakat dapat dilakukan dengan mendayagunakan mekanisme perencanaan dari bawah. Di tingkat desa melalui wadah kelompok masyarakat desa yang terhimpun dalam musyawarah Badan Permusyawaratan Desa (BPD), mekanisme perencanaan di tingkat kecamatan melalui diskusi Unit Daerah Kerja Pembangunan (UDKP), tingkat kabupaten melalui Rapat Koordinasi Pembangunan Daerah Tingkat II (Rakorbang Dati II), tingkat propinsi melalui Rapat Koordinasi Pembangunan Daerah Tingkat I (Rakorbang Dati I). Koordinasi antarpropinsi melalui Rapat Konsultasi Regional Pembangunan (Konreg) dan Rapat Konsultasi Nasional Pembangunan (Konasbang) di pusat.
Ketiga, modernisasi kehidupan masyarakat Desa Hanum dengan mendorong perubahan struktur sosial ekonomi dan budaya masyarakat secara bertahap. Dalam kerangka perubahan struktural seperti itu berbagai bantuan dana, prasarana dan sarana yang dialokasikan kepada masyarakat melalui berbagai program pembangunan perlu ditempatkan sebagai suatu stimulan untuk memacu percepatan kegiatan sosial ekonomi masyarakat desa. Peran dari bantuan dana, prasarana dan sarana adalah menggantikan tabungan yang semestinya dihimpun dari kemampuan masyarakat di daerah. Proses ini diarahkan agar bantuan dana, prasarana dan sarana yang diberikan kepada masyarakat desa dapat meningkatkan kapasitas masyarakat (capacity building) melalui pemupukan modal yang bersumber dari surplus yang dihasilkan dan pada gilirannya dapat menciptakan pendapatan yang dinikmati oleh rakyat. Proses transformasi harus digerakkan oleh masyarakat sendiri.
Pengertian mekanisme pembentukan modal meskipun dengan bahasa yang sangat sederhana pun perlu ditanamkan sejak dini masyarakat sebagai pelaku pembangunan. Dengan pemahaman terhadap arah baru pembangunan tersebut diharapkan pembangunan Desa Hanum daerah akan mendorong pembangunan yang muncul dari rakyat, dilaksanakan oleh rakyat dan hasilnya untuk rakyat. Dengan berpedoman pada strategi itu, beberapa langkah-langkah penyempurnaan harus dilakukan oleh Desa Hanum untuk mempercepat pembangunan Desa Hanum, antara lain:
1. Dari segi perencanaan, langkah-langkah yang dilakukan antara lain: (i) bantuan pembangunan daerah melalui program Inpres akan lebih dipadukan dengan kebijaksanaan investasi dan pembangunan daerah secara keseluruhan; (ii) bantuan pembangunan yang semula masih diarahkan oleh Pemerintah pusat secara bertahap dialihkan menjadi bantuan pembangunan yang dikelola langsung oleh Desa Hanum. Hal ini berarti pemberian kesempatan yang luas bagi aparat dan masyarakat di daerah untuk mengelola bantuan dan melakukan kegiatan produktif sehingga mampu menghasilkan nilai tambah yang lebih tinggi dan pendapatan asli daerah yang lebih besar.
2. Dari segi penyaluran bantuan, langkah penyempurnaan yang dilakukan adalah mempercepat pengesahan dokumen perencanaan. Petunjuk pelaksanaan yang berkaitan dengan penyaluran bantuan dilakukan sekali dan berlaku untuk seluruh jenjang.
3. Dan segi pencairan, setiap bantuan pembangunan harus dapat dicairkan pada setiap tahun anggaran. Dengan ketentuan tersebut, berbagai dokumen yang merujuk pada pencairan diupayakan untuk disederhanakan dengan tetap memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku Aparat Desa Hanum diharapkan dapat membantu masyarakat untuk melengkapi berbagai persyaratan pencairan bantuan, bukan mempersulit masyarakat dalam mencairkan bantuan. Dengan langkah penyempurnaan tersebut, program pembangunan dapat dilaksanakan secara optimal.
4. Dari segi pengelolaan, berbagai program pembangunan Desa Hanum perlu dikelola secara terpadu dengan meningkatkan koordinasi antar instansi. Kita sadari bahwa masalah yang dihadapi oleh masyarakat Desa Hanum tidak dapat dipecahkan seluruhnya oleh aparat Desa Hanum. Dalam hal ini aparat Desa Hanum diharapkan dapat bekerjasama dengan aparat instansi lain di daerah, sekolah, lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan dan swasta.
5. Dari segi pelaporan, semua pengeluaran negara harus dapat dipertanggungjawabkan. Dalam hal ini pengelolaan bantuan pembangunan desa harus dapat dilaporkan, meskipun ringkas dan sederhana. Pelaporan yang disusun tidak hanya mencakup realisasi keuangan, tetapi juga hasil pelaksanaan dan evaluasi dampak terhadap kegiatan sosial ekonomi masyarakat Desa Hanum.
Sesuai dengan arahan reformasi, pelaksanaan pembangunan, termasuk pengelolaan bantuan pembangunan desa, secara bertahap dialihkan dari aparat kepada masyarakat. Dalam proses perubahan tersebut, peran aparat akan bergeser dari mengendalikan secara penuh menjadi mengarahkan, dan dari pelaksana menjadi pembina. Maka sadari bahwa persepsi aparat masih beragam sehingga perlu pembinaan kepada aparat. Dan yang paling utama adalah pemberdayaan masyarakat dalam wadah BPD.

PERAN APARATUR DESA HANUM
Tantangan yang dihadapi oleh aparat Desa Hanum adalah melakukan perbaikan dan penyesuaian dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dengan disertai dengan perilaku yang bersifat melayani, mengayomi, meneladani dan mendorong prakarsa dan peran serta aktif masyarakat. Aparat Desa Hanum dituntut untuk semakin terbuka, luwes, dan tanggap terhadap perubahan dan kepentingan masyarakat dan berorientasi pada kebijaksanaan untuk mewujudkan pemerataan dan keadilan dalam pelayanan. Dalam upaya memberdayakan masyarakat Desa Hanum, peran aparat Desa Hanum adalah turut serta secara aktif memberikan sumbangan pemikiran untuk perumusan kebijaksanaan pembangunan dengan mengamankan etika pembangunan yang benar. Peran ini bertalian erat dengan mempertajam arah dan menambah bobot mutu dad setiap kebijaksanaan pembangunan. Peran aparat Desa Hanum tersebut dapat ditinjau dari tiga tataran, yaitu:
Pertama, dalam setiap perumusan kebijakan pengambil keputusan selalu mendasarkan diri pada nilai-nilai dasar yang telah disepakati bersama. Tantangan yang harus dihadapi adalah mengubah persepsi tentang pembangunan. Aparat Desa Hanum diharapkan berperan dalam menanamkan pengertian tentang nilai-nilai dasar yang terkait langsung dengan moral pembangunan. Dalam pengerian ini para aparat Desa Hanum diharapkan dapat mempertajam pemahaman tentang proses pembangunan yang diciptakan dari setiap anggota masyarakat, oleh setiap anggota masyarakat dan untuk setiap anggota masyarakat. Itu berarti pula kepedulian terhadap masalah sosial ekonomi merupakan kecenderungan yang perlu terus dikembangkan di kalangan aparat Desa Hanum. Kepedulian itu diwujudkan dengan bersikap proaktif dan berpikir secara positif dalam upaya pemberdayaan masyarakat Desa Hanum.
Kedua, setiap kebijaksanaan pembangunan dalam dirinya senantiasa terkandung sifat dapat diukur (accountability) dan dapat dipertanggung jawabkan (responsibility). Peran aparat Desa Hanum adalah mengembangkan mekanisme pengawasan secara mandiri (self-control) terhadap pelaksanaan kebijaksanaan pembangunan. Sebagian besar dari aparat Desa Hanum secara langsung maupun tidak langsung berperan dalam perumusan dan pelaksanaan kebijaksanaan pembangunan. Oleh sebab itu, aparat diharapkan dapat mengembangkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa (clean government).
Ketiga, dampak sosial dari suatu kebijakan merupakan medan yang luas bagi kajian kritis. Kajian itu sendiri merupakan salah satu sumber untuk menyempumakan kebijaksanaan pembangunan. Aparat Desa Hanum diharapkan dapat membantu menyebarkan informasi tentang kebijaksanaan pembangunan kepada masyarakat agar setiap anggota masyarakat mempunyai kesiapan dan kemampuan yang sama untuk turut serta dalam pembangunan.
Dengan memperhatikan aspek pelayanan masyarakat tersebut, bentuk pelayanan yang diharapkan dari aparat Desa Hanum-mencakup:
1. Pengembangan jaringan komunikasi antar lembaga atau instansi pemerintah terkait baik di tingkat pusat maupun daerah sebagai sarana bagi perumusan kebijaksanaan pembangunan. secara terbuka. Dengan adanya jalinan komunikasi tersebut, maka berbagai kebijaksanaan pembangunan dapat disusun atas dasar koordinasi dan tumpang tindih kebijaksanaan dapat dihindarkan.
2. Penyebaran informasi kepada masyarakat tentang proses perumusan kebijaksanaan pembangunan yang berkaitan dengan kepentingan masyarakat. Penyebaran informasi ini dilakukan baik sebelum penyusunan kebijaksanaan pembangunan untuk memperoleh masukan dari masyarakat, maupun setelah pelaksanaan untuk memperoleh tanggapan dari masyarakat. Dengan memberikan informasi kepada masyarakat secara terbuka, maka masyarakat Desa Hanum diharapkan akan mendukung pelaksanaan dan ikut bertanggung jawab terhadap pemeliharaan dan pelestarian hasil pembangunan di Desa Hanum.
3. Aparat Desa Hanum harus aktif untuk melakukan dialog dengan para aparat instansi teknis terkiat dan para akademisi tentang permasalahan pembangunan. Dengan dialog seperti ini, maka aparat DESA HANUM secara langsung dapat memahami permasalahan yang sebenamya tentang pembangunan sehingga ikut menyumbangkan pemikiran dalam rangka penyempumaan kebijaksanaan pembangunan Desa Hanum.
4. Peningkatan koordinasi dengan Bappeda Tingkat II dan Tingkat I serta instansi terkait lainnya sehingga pengelolaan program pembangunan Desa Hanum mendapat dukungan dari program dan proyek pembangunan daerah lainnya. Dengan dukungan program dan proyek terkait, maka program pembangunan desa dapat lebih optimal dalam meningkatkan kegiatan sosial ekonomi masyarakat.
5. Aparat Desa Hanum diharapkan dapat merintis pengembangan lembaga sosial ekonomi Desa Hanum dengan pola kemitraan. Pola kemitraan ini akan lebih sesuai dengan penclekatan kelompok yang dikembangkan dalam pembangunan masyarakat Desa Hanum. Dengan pola kemitraan, masyarakat Desa Hanum secara kelompok akan lebih diuntungkan karena dapat memperoleh pelayanan di bidang produksi, permodalan dan pemasaran secara berkelanjutan. Secara individual, masyarakat Desa Hanum akan dapat melakukan pemupukan modal untuk menjamin kelangsungan usahha. Dengan demikian pembangunan kapasitas masyarakat melalui pengembangan ekonomi yang berkelanjutan akan lebih cepat terwujud.

PROGRAM KERJA KEPALA DESA HANUM PERIODE 2007-23013
Visi yang diemban oleh Kepala Desa Hanum Periode 2007-2013 adalah: “Meningkatkan Tarap Hidup Masyarakat dan Mempercepat Laju Pertumbuhan Ekonomi Rakyat, Demi Terciptanya Pembangunan Desa Hanum yang Lebih Maju dan Mandiri”.
Atas dasar pemikiran dan pemaparan visi & misi diatas, maka Kepala Desa Hanum untuk 6 (enam) tahun kedepan harus memprioritaskan programnya pada:
1. Bidang Ekonomi
a. Meningkatkan sistem pertanian secara profesional dan efisien melalui: rotasi tanaman, pertanian tepat guna, penyuluhan dibidang pertanian dan penguatan kelompok tani desa.
b. Pengadaan sistem irigasi (pengairan) di daerah atau dusun yang kekurangan air.
c. Meningkatkan tarap hidup dan kesejahteraan masyarakat.
d. Menambah fasilitas (sarana dan prasarana) terutama yang berhubungan dengan bidang pertanian. Misalnya: jalan dan penerangan.
2. Bidang Politik
a. Melakukan pembinan tata cara berpolitik yang dewasa, mencerdaskan dan tanpa ada unsur tekanan (mambebaskan).
b. Penyamarataan hak-hak berpolitik bagi seluruh masyarakat Desa Hanum.
c. Melakukan pendidikan politik rakyat karena politik merupak aset penting bagi terciptanya pembangunan Desa Hanum agar lebih maju.
3. Bidang Sosial-Keagamaan
a. Meningkatkan atau mengoptimalkan budaya gotong-royong warga masyarakat Desa Hanum sebagai ciri khas pola kehidupan masyarakat pedesaan (paguyuban).
b. Mengadakan pengajian rutin bagi masyarakat Desa Hanum, terutama bagi generasi muda dan anak-anak, karena merekalah pewaris tunggal kemajuan Desa Hanum di massa mendatang.
c. Memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang kurang mampu secara berkala. Misalnya: untuk pendidikan, kesehatan maupun untuk kegiatan sunatan massal.
d. Menyelenggarakan Jumatan keliling yang dilakukan oleh Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai pintu masuk untuk mengetahui potensi keagamaan masyarakat di Desa Hanum.
4. Bidang Budaya & Olah Raga
a. Melakukan pembinan dan pemberdayaan potensi generasi muda baik dalam bidang olahraga, seni dan budaya melalui wadah Karang Taruna.
b. Meningkatkan kualitas kesenian tradisional yang ada di Desa Hanum agar lebih santun, ekonomis dan mendidik.
c. Mengatur kegiatan olahraga masyarakat Desa Hanum agar lebih profesional dan berprestasi.
d. Mengefektifkan (efisiensi) aset-aset olahraga dan kesenian agar dimanfaatka secara baik.
e. Menambah dan memperbaiki sarana olahraga, misalnya lapang Sepak Bola dll.
5. Bidang Pertahanan Keamanan
a. Meningkatkan kualitas dan kuantintas sumber daya anggota Hansip agar lebih disiplin dalam melaksanakan perannya.
b. Mengoptimalkan sistem keamanan lingkungan (Siskamling) ditingakat RT dan RW.

PENUTUP
Upaya pembangunan Desa Hanum telah dilakukan melalui berbagai program pembangunan yang dikelola oleh departemen dan instansi secara terpusat maupun di daerah, dan secara mikro oleh lembaga swadaya masyarakat, organisasi kemasyarakatan, dan pihak yang peduli terhadap pembangunan Desa Hanum. Komponen inti dari setiap upaya pembangunan Desa Hanum adalah:
1. Bantuan dana
2. Pendidikan dan latihan;
3. Pembangunan prasarana pendukung;
4. Penyediaan sarana;
5. Pengembangan kelembagaan, baik pembentukan lembaga maupun penerbitan peraturan perundang-undangan.
Dalam hal ini yang diperlukan adalah penajaman program dan kegiatan sehingga hasilnya lebih optimal dan dampaknya langsung dirasakan oleh masyarakat Desa Hanum.
Dalam pembangunan Desa Hanum, upaya pembangunan Desa Hanum perlu dikaitkan dengan peningkatan kapasitas masyarakat sebagai dasar pemupukan modal. Peningkatan kapasitas masyarakat dapat dilakukan melalui: pemberian bantuan dana sebagai modal usaha, pelatihan yang tepat, penerapan teknologi-tepat guna, pembangunan prasarana pendukung, penyediaan sarana penunjang, dan penguatan kelembagaan sebagai wadah usaha masyarakat.
Dalam kerangka pemupukan modal itu, berbagai bantuan baik yang diberikan oleh pemerintah maupun masyarakat yang sudah maju, perlu ditempatkan sebagai pemacu proses perubahan dalam kegiatan sosial ekonomi masyarakat menuju pada suatu kehidupan yang lebih maju.
Dalam proses perubahan itu diperlukan suatu kepedulian dan kebersamaan semua pihak. Aparat Desa Hanum sebagai aparat yang langsung berhubungan dengan penyiapan masyarakat Desa Hanum perlu terus memupuk kepedulian dan kebersamaan. Peran aparat Desa Hanum yang diharapkan adalah menyiapkan dan menciptakan peluang dan kesempatan usaha yang lebih besar bagi masyarakat miskin di Desa Hanum. Oleh sebab itu, aparat Desa Hanum dituntut untuk bersikap proaktif dan postif dalam mengembangkan pembangunan berwawasan pada pemihakan dan pemberdayaan masyarakat.
Pendekatan pemihakan dan pemberdayaan masyarakat sangat efektif untuk menjembatani upaya yang dilakukan melalui berbagai program pembangunan. Melalui model pemberdayaan ini dapat dilakukan penyiapan masyarakat sebagai bagian dad proses transisi yang umumnya tidak dicakup dalam program pembangunan. Dengan peran tersebut, aparat Desa Hanum akan membantu menempatkan arah pembangunan pada proporsi sebenamya.
Dengan demikian, penyelenggaraan orietnasi ini dapat dipandang sebagai upaya pembangan kemampuan aparat DESA HANUM untuk mewujudkan aparat pembangunan yang berbudi luhur, tangguh, cerdas dan terampil, mandiri dan memiliki rasa kesetiakawanan, bekerja keras, produktif, kreatif dan inisiatif, berdisiplin serta berorientasi ke masa depan untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik.
Akhir kata..... Atas segala perhatian dan partisipasi semua pihak guna menyukseskan “hajat besar Desa Hanum” ini kami haturkan banyak terima kasih. Semoga dari pemaparan visi misi hingga pemilihan, mampu memberikan kontribusi baik bagi tegaknya kepemimpinan di Desa Hanum yang berkarakter dengan segenap bumbu prodramnya. Amien.
Wallul muwafeq ilaa aqwamith tharieq
Wassalamu’alaikum wr.wb.

Hanum, 30 Oktober 2006 M

Tidak ada komentar: